Senin, 23 Agustus 2010

Penyakit ginjal bunda…


Penyakit ginjal telah merenggut nyawa orang yang sangat ku sayangi (Bundaku), selama aku hidup, cinta terbesar yang pernah aku rasakan selain dari Tuhan adalah dari bundaku… segala macam cobaan hidup pernah kulalui… hidupku terlalu rumit jika dibayangkan… banyak hal pernah ku lalui. Pahit manis hidup ini sudah kurasakan sejak dalam kandungan… tapi satu hal yang selalu ku syukuri adalah aku bisa dilahirkan ke dunia ini..

Selama 22 tahun aku hidup bersamanya, dia sangat memanjakanku… dan aku berpikir, jika suatu saat nanti ia pergi, apakah aku bias bertahan hidup tanpanya? Aku rasa separuh jiwaku hilang… aku tak peduli apapun yang dikatakan oleh orang2 sekelilingku.. tapi yang pasti, aku sangat menyayangi bundaku..

Selama hidup bersamanya, hampir setiap hari bunda sakit.. pada awalnya, hanyalah penyakit jantung yang diresepi dokter obat2an yang sangat tinggi dosisnya, namun kami hanya orang awam yang tak mengerti hal2 medis sehingga kami tak terlalu memikirkan efek dari konsumsi obat tersebut. Bunda mengkonsumsi obat2an tersebut setiap hari selama ± 10 tahun. Dan pada akhirnya obat2an tersebut meninggalkan racun yang tidak baik bagi tubuh, namun konsumsi obat yang begitu banyak setiap harinya, sehingga ginjal menumpuk racun2 tersebut dan akhirnya merusak ginjal bunda atau di sebut gagal ginjal. Kami tak tahu kalau bunda mengalami gagal ginjal, sehingga bunda hanya mengkonsumsi obat jantung untuk mengurangi rasa sakitnya jika bunda sudah sangat kesakitan. Pada suatu kali bunda mengunjungi aku dan saudara2ku di jogja… dan tanpa sengaja, bunda sakit, sehingga kami melarikannya ke rumah sakit swasta dekat tempat tinggal kami, rumah sakitnya cukup besar,sehingga bunda mendapatkan perawatan yang baik. Setelah 3 hari, bunda di vonis dokter bahwa bunda menderita gagal ginjal di dua2 ginjalnya.. sehingga harus di cangkok,namun bunda juga tidak mau di operasi. Setelah seminggu di rawat di rumah sakit, bunda akhirnya keluar dan kembali ke Timika… setelah seminggu tinggal di timika, bunda sakit lagi dan dilarikan ke RS terbaik di kota itu, segala macam usaha telah dilakukan untuk menolong bunda, namun Tuhan berkehendak lain, Ia mengambil bunda pergi untuk selamanya…. Satu hal yang kurasakan saat mendapat kabar itu, aku hanya berpikir bahwa Tuhan sangat tidak adil bagiku…. Dia mengambil satu-satunya orang yang sangat menyayangiku di dunia ini. Hidup tanpa Bunda rasanya aku hanya sendiri di dunia ini…
Bunda telah pergi meninggalkan kami (papa, kakak, aku, dan 3 adikku). Mungkin Tuhan mengambil bunda terlalu cepat agar bunda tak merasakan lagi kesakitan yang ia rasakan setiap hari.

Aku menyadari, hidup hanya sementara dan aku harus mengatakan pada mereka yang kusayang bahwa aku menyayangi mereka sebelum mereka pergi meninggalkanku untuk selamanya.. aku tahu, bunda sekarang bahagia bersama Tuhan Yesus, dan aku akan lakukan yang terbaik agar bunda tetap bangga padaku.

Satu hal yang aku pelajari sekarang adalah:
Jangan pernah mengkonsumsi obat sembarangan jika penyakit yang kita derita tidak terlalu parah. Karena obat-obatan adalah racun bagi tubuh.

I love u mom…..

ARYOM KAMPUNGKU....

Aryom Kampungku…..

Walau dari kecil tidak tinggal disana, tapi aku tetap kagum pada kampungku…

Kampungku ini namanya Desa ARYOM… terletak di Kabupaten Biak Numfor, Kecamatan Biak Timur atau Bosnik. Papua.

Satu hal yang membuatku sangat tertarik dengan kampungku adalah daerahnya yang berada di pesisir pantai, sehingga sangat menarik. Rumah-rumah penduduk berada di atas tanjung dan jika turun ke pantai menggunakan tangga. Penduduk desa ini tidak menggunakan sumur sebagai sumber air, namun mereka menggunakan air yang keluar dari lobang batu atau mata air besar. Air ini keluar dari lobang batu dan langsung mengalir ke lautan. Mata air ini disebut kali Aryom karena setiap penduduk desa menggunakan air ini untuk mencuci piring, pakaian, dan mandi. Untuk air minumnya dan masak, biasanya mereka meminum air PAM atau air Hujan. Walau kali aryom yang kira-kira 200 meter dari tempat tinggal, namun warga desa ini sangat rajin, hampir setiap hari mereka ke kali dan itu sudah merupakan satu kewajiban.

Mata pencarian warga desa ini lebih banyak sebagai nelayan dan sebagian lagi sebagai Guru atau pegawai negeri.